Sabtu, 17 Maret 2012

Hukum Ta'ziyah dengan pakaian Hitam
2. Soal
Bagaimana orang ta'ziyyah menggunakan pakaian
hitam/seragam hitam?
Jawab:
Memakai pakaian hitam /pakaian duka itu ada dua motif
  1. Motif yang disyari'atkan seperti dalam masalah perempuan yang wajib ihdad karena di tinggal mati suaminya, hokum memakainya adalah boleh.
  2. Motif kebiasaan , kalau memakainya menimbulkan kesan tidak rela pada taqdir allah swt,atas musibah yang menimpa maka hukumnya haram, kalau tidak menumbulkan kesan tersebut maka boleh memakainya.
Dasar pengambilan
● Ianatu Tholibin juz 4 hal 43
(تَنْبِيْهٌ) اَلْأَحْدَادُ اْلوَاجِبُ عَلىَ اْلمُتَوَفَّى عَنْهَا زَوْجُهَا وَلَوْ صَغِيْرَةً تَرْكُ لَبْسِ مَصْبُوْغٍ لِزِيْنَةٍ وَإِنْ خَشَنَ, وَيُبَاحُ إِبْرَيْسِمٌ لَمْ يُصْبَغْ وَتَرْكُ التَّطْيِبِ وَلَوْلَيْلاً وَالَّتحَلِّى نَهَارًا بِحُلِّى ذَهَبٍ أَوْ فِضَّةٍ وَلَوْ نَحْوَ خَاتَمٍ أَوْ فَرْطٍ أَوْ تَحْتَ الثِّيَابِ لِلنَّهْىِ عَنْهُ.
(تَرْكُ لَبْسِ مَصْبُوْغٍ لِزِيْنَةٍ وَإِنْ خَشَنَ) أَىْ لَيْلاً وَنَهَارًا مِنْ حَرِيْرٍ أَوْ غَيْرِهِ كَثَوْبٍ أَصْفَرَ أَوْ أَحْمَرَ. وَخَرَجَ بِقَوْلِهِ: " لِزِيْنَةٍ" مَا صُبِغَ لاَ لِزِيْنَةٍ بَلْ ِلأَجْلِ اِحْتِمَالِ وَسَخٍ كَاْلأَسْوَدِ وَاْلأَخْضَرِ وَاْلَأَزْرَاقِ فَلاَ يَحْرُمُ عَلَيْهَا لَبْسُهُ.
(Tanbih): Batasan-batasan yang wajib atas seorang istri yang ditinggal mati suaminya meskipun ia kecil adalah meninggalkan memakai pakaian yang diwarnai dengan tujuan untuk berhias walau kasar, dan dibolehkan memakai sutera yang tidak diwarnai, meninggalkan memakai wangi-wangian meskipun pada malam hari dan berhias pada waktu siang dengan hiasan emas atau perak meskipun semisal cincin atau karna tergesa gesa…. Atau didalam pakaian karena ada larangan darinya.
(تَرْكُ لَبْسِ مَصْبُوْغٍ لِزِيْنَةٍ وَإِنْ خَشَنَ) yaitu pada malam hari atau siang hari baik yang berupa sutera atau yang lainnya seperti pakaian yang berwarna kuning atau merah. Dan dikecualikan dari ucapan pengarang yang berupa (untuk berhias) pakaian yang diwarnai akan tetapi tidak untuk berhias akan tetapi untuk menutupi kotoran yang menempel seperti diwarnai dengan warna hitam, hijau, dan biru maka tidak diharamkan baginya memakainya.
● Kifayatul ahyar juz IIhal 135
وَإِنْ كَانَ الصِّبْغُ مِمَّا لاَيُقْصَدُ مِنْهُ الزِّيْنَةُ  بَلْ يُصْبَغُ لِلْمُصِيْبَةِ وَاحْتِمَالِ اْلوَسَخِ كَاْلأَسْوَدِ وَالْكُحْلِىِّ فَلَهَا لَبْسُهُ وَهُوَ أُلغ  فىِ الْحَدَادِ بَلْ حَكَى اْلمَاوَرْدِى وَجْهًا أَنَّهُ يَلْزَمُهَا لَبْسُ السَّوَادِ فىِ الْحَدَادِ. إهـ
Dan apabila mewarnai tidak untuk berhias akan tetapi pakaian tersebut diwarnai karena musibah dan menutupi kotoran yang menempel seperti diwarnai dengan warna hitam dan biru tua, maka diperbolehkan baginya memakainya. Pakaian tersebut adalah pakaian berkabung, bahkan Imam Mawardi menuturkan suatu wajah (pendapat) bahwasanya wajib baginya memakai pakaian hitam untuk belasungkawa.

● Ibanatul ahkam juz 3 hal 420
قَالَ إِبْنُ عَبْدِ الْبَرِّ :" أَجْمَعَ الْعُلَمَاءُ عَلَى أَنَّهُ لاَ يَجُوْزُ لِلحادَةِ لَبْسُ الثِّيَابِ اْلمُعَصْفَرَةِ ولا اْلمَصْبُوْغَةِ إِلاَّ مَا صُبِغَ بِسَوَادٍ فَرَخَّصَ فِيْهِ مَالِكٌ وَالشَّافِعِى لِكَوْنِهِ لاَيُتَّخَذُ لِلزِّيْنَةِ بَلْ هُوَ لِباَسُ الْحُزْنِ". إهـ
Berkata Imam Ibnu Abdil Bar: Para Ulama sepakat bahwasanya tidak diperbolehkan bagi perempuan yang berbelasungkawa memakai pakaian yang diwarnai kuning dan juga yang diwarnai dengan warna-warna lain kecuali pakaian yang diwarnai dengan warna hitam, maka Imam Syafi’I dan Imam Malik memberi kemurahan dalam hal ini. Karena pakaian yang diwarnai dengan warna hitam tersebut tidaklah untuk berhias, bahkan itu adalah pakaian kesedihan.
● Al Iqna' juz 1 hal 193
وَيَحْرُمُ أَيْضًا اَلْجَزْعُ بِضَرْبِ صَدْرٍ وَنَحْوِهِ كَضَرْبِ خَدٍ وَمِنْ ذَلِكَ أَيْضًا تَغْيِيْرُ الزَّىِّ وَلَبْسُ مَا غَيْرَ مَا جَرَتْ بِهِ الْعَادَةُ وَالضَّابِطُ كُلُّ مَافُعِلَ يَتَضَمَّنُ إِظْهَارَ جَزْعٍ يُناَفِى اْلإِنْقِيَادِ وَاْلإِسْتِسْلاَمِ لِقَضَاءِ اللهِ تَعَالىَ. إهـ
Dan diharamkan juga bersedih hati dengan memukul dada atau semisalnya seperti memukul pipi. Dan termasuk dalam hal yang diharamkan ,merubah mode pakaian dan memakai pakain yang tidak biasa dipakai dalam keseharian, batasannya adalah setiap sikap yang menampakkan kesedihan hati yang terkesan menghilangkan sikap tunduk dan pasrah akan keputusan Allah U.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar